Jumat, 23 Desember 2011

SSN (Showing Sympathy for Needy) Ke Pamulang

   Kemarin, tanggal 23 Desember 2011 kelas 7E pergi ke Pamulang. Di Pamulang kita ke suatu tempat dimana para penghuninya rata - rata adalah seorang pemulung. Pertama - tama diadakan perkenalan terlebih dahulu, setelah itu barulah dibagi kelompok untuk membagikan kue dan beras kepada salah satu rumah. Kelompokku terdiri dari 2 orang yaitu Audra dan Ican. Kami masuk ke sebuah rumah yang penghuninya terdiri dari 4 orang. Tapi, kami hanya bertemu dengan seorang ibu dan anak perempuannya yang sudah kelas 2 SMA. Keluarga ibu tersebut berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kondisi rumahnya menurutku tidak layak untuk dijadikan kontrakan karena fasilitasnya yang sangat kurang, tapi ibu tersebut berkata bahwa kontrakan yang bagus itu mahal dan harganya bisa 300-400 ribu untuk sewanya. Jadi, sang ibu beserta keluarganya membeli kontrakan yang harganya hanya 50 ribu untuk sewanya. Kata ibunya jg susah menyekolahkan anaknya diakibatkan bayaran SPP yang juga mahal.

   Ibu tersebut bekerja sebagai pemulung yang gajinya tidak layak dengan apa yang ia kerjakan. Aku lupa gajinya berapa tapi menurutku tidak sebanding dengan apa yang ia kerjakan. Tapi ibu tersebut tabah, ia tidak mengaluh walaupun hidupnya susah.

   Setelah itu kami melihat sumur yang dalam sekali. Sumur itu digunakan untuk MCK. Beberapa dari kami mecoba menarik ember yang sudah diisi air. Kelihatannya seru sekali karena kami di rumah tidak memakai sumur untuk MCK, tapi menggunakan peralatan modern. Hehehe :D

   Kami juga melihat dapur yang digunakan bersama - sama oleh mereka. Mereka memasak masih menggunakan kayu. Ada seorang ibu- ibu yang sedang memasak terong. Kami melihatnya dengan asik. Ada juga yang melihat - lihat marmut (atau kelinci?aku gak tau, hehehe).

   Setelah itu kami ke masjid. Di masjid kami memperkenalkan nama kami satu - satu ke semuanya. Setelah itu yang perempuan menyanyikan lagu Bunda. Tapi, yang laki - laki gak nyanyi. Setelah itu Rio dan Saga yang menjadi MC memimpin beberapa permainan yang melibatkan anak - anak. Mereka tampak senang sekali, walaupun ada yang malu - malu.

   Setelah itu saatnya membagikan barang - barang kami yang disumbangkan untuk mereka. Dan setelah itu anak kelas 7E berfoto bersama. Dan akhirnya tak terasa saatnya kita pulang. Waktu cepat sekali berlalu tapi kami sangat menikmati hari itu. Terimakasih buat anak - anak kelas 7E (Rocke7Eer), WOTK, Guru, dan lain - lain yang telah membantu lancarnya acara SSN ini :D

Senin, 19 Desember 2011

Musik Klasik

Musik klasik mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.
Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa maupun musik populer.
Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik Gereja.
Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat musik Orgel.

Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis.